3 Tokoh Wanita perkasa dalam Dunia Pewayangan

 Dalam kisah-kisah pewayangan Baratayudha dan Ramayana banyak sekali kisah yang menceritakan tentang kehebatan Ksatria seperti Ajuna, Werkodara, Anoman, Ramawijaya dan lainya. Jarang sekali kita mendengar bahwa di antara mereka ada juga beberapa orang perempuan yang lebih kuat dan dari para ksatria tersebut.

Diantara 3 tokoh wanita perkasa dalam dunia pewayangan adalah sebagai berikut :

1. Srikandi

Srikandi adalah seorang perempuan titisan Dewi Amba, dia soorang perempuan yang di pelakukan seperti seorang laki-laki itu adalah amanat dari Bathara Guru. Srikandi senang sekali dengan olah kanuragan dan keprajuritan dengan mempergunakan senjata panah sebagai keahliannya.

Srikandi
Srikandi dan Arjuna


Keahlian memanah itu dia dapatkan setelah dia berguru kepada Arjuna, setelah remaja seorang putri bernama Hiranyawati anak dari Raja Hiranyawarman jatuh cinta dan meminta untuk menikahinya.  Tentu saja Sang ayah Raja Drupada gundah, karena kalu tidak di nikahkan pasti akan terjadi peperangan.

Pada akhirnya mereka di nikahkan, karena secara fisik Srikandi adalah perempuan maka dia tidak pernah menyentuh istrnya. Karena curiga diam-diam Hiranyawati mengintip Srikandi saat mandi, dengan menangis tersedu-sedu ia melaporkan hal tersebut kepada ayahnya.

dengan diam-diam Srikandi kabur ke hutan untuk mencegah peperaengan dengan negara asal istrinya, di hutan Sri kandi bertemu dengan raksasa dan menceritakan hal tersebut. Raksasa tersebut menjadi kasihan dan bersedia menuar kelaminnya dengan janji akan di kembalikan setelah Baratayudha berakhir.

Akhirnya srikandi datang tepat pada waktunya unutk mencegah peperangan antar dua negara tersebut, dengan memotong iring-iringan pasukan yang akan pergi berperang. kemudian Srikandi kembali kepada istrinya dan meyakinkan pada istrinya bahwa dia adalah laki-laki tulen.

 Dalam perang baratayuda Srikandi menjadi perisai dalam pertarungan antara Arjuna dan Bisma, Rsi bisma yang tahu bahwa srikandi adalah perempuan tidak pernah membalas serangan Srikandi dan akhirnya Bisma Gugur.

Srikandi adalah satu satunya perempuan yang di beri terjun ke medan kurusetra dalam perang bBaratayudha. Sekali dia berperang sekali itu pula dia sanggup mengalahkan Bisma dan Prajurit kurawa tidak ada yang bisa mengalahkannya.

Bisma dan Srikandi
Bisma vs Srikandi


Srikandi adalah pembuka jalan kemenangan Pandawa atas Kurawa. Untuk itu dia di nobatkan sebagai perempuan Utama, sebenarnya Srikandi adalah "Alat" bukan pelaku utama dalam kisah kekalahan Bisma.

Bukan Srikandi yang membunuh Bisma tapi sebenarnya adalah Dewi Amba lah yang mengalahkan Bisma, gadis yang di tolak cintanya oleh bisma sewaktu muda. Dalam kematiannya Dewi Amba menyimpan dendam untuk membunuh bisma agar bisa pergi ke surga bersama-sama karena tidak bisa bersama di dunia.

Dan kesempata itu datang saat perang Baratayudha, ia menyusup ke dalam tubuh Dewi Srikandi yang tengah melepaskan anak panah ke dada bisma. Mengetahui yang merasuki Srikandi adalah Amba, Bisma membiarkan dadanya di hujani anak panah Srikandi sebagai upaya penebusan dosa.

Srikandi melakukan aksi kepahlawanan itu bukan karena kemampuannya sendiri, ia hanyalah sebagai Alat sebuah dendam. 

2. Dewi Shinta

Dewi Shinta merupakan titisan bidadari yang bernama dewi Sri istri Bathara Wisnu. Tokoh ini menjdi fokus dalam kisah Ramayana, Dewi Shinta adalahh anak dari prabu Janaka dari kerajaan Mantilireja dan Dewi Shinta adalah istri Ramawijaya dari Negeri Ayodya. Dari perkawinan itu lahirlah dua orang putra Lawa dan Kusya.

Dewi Shinta
Dewi Shinta


Seperti janji Batara Wisnu dengan Dewi Sri, jika telah menitis ke bumi mereka akan selalu berdampingan. Oleh karena itu berdasarkan bisikan dewa bahwa putrinya adalah titisan Dewi Sri, maka Prabu Janaka mengadakan sayembara merentangkan busur. Sayembara itu dimenangkan Ramawijaya dan Dewi Shinta diboyong ke Ayodya.

Di Ayodya terjadi intrik-intrik yang dilakukan Dewi Kekayi selir Prabu Dasarata. Dia ingin anaknya menjadi raja, sehingga dengan daya upaya tertentu berupaya mengusir Ramawijaya sang putra Mahkota.

Ketika Ramawijaya, Dewi Shinta, dan Raden Laksmana berada di Rimba Dandaka, mereka telah diintai oleh Sarpakenaka dan Rahwana. Keduanya melakukan tipu daya untuk memisahkan Shinta dari Laksmana dan Ramawijaya, sehingga akhirnya Shinta berhasil diculik Rahwana dan dibawa ke Alengka.

Di Alengka Rahwana berupaya agar Dewi Shinta bersedia melayani nafsunya, tetapi berulangkali Dewi Shinta berhasil menolaknya. Sampai pada akhirnya Anoman datang, yang memberi pertolongan.

Setelah perang antara Ramawijaya melawan Rahwana yang dimenangkan oleh Ramawijaya, Ramawijaya meragukan kesucian Dewi Shinta. Oleh karenanya Dewi Shinta masuk ke lautan api. Atas karunia Batara Endra, maka Dewi Shinta tidak hangus dan dinyatakan suci.

Pengorbanan dan kesetiaan Shinta mencerminkan kodrat kaum perempuan yang memiliki komitmen dan kepasrahan demi kebenaran, cinta, maupun keharmonisan keluarga serta alam semesta. Masyarakat Jawa banyak yang terkesan dengan sosok Shinta.

Di satu sisi, Shinta adalah korban dari cinta dan kekuasaan, akan tetapi di sisi yang lain, Shinta adalah suara hati nurani manusia yang masih percaya pada kebenaran dan kebaikan. Shinta bisa saja ditafsirkan selalu menjadi pihak korban ketika diculik Rahwana dan disangsikan kesuciannya oleh Rama, suami yang sangat dicintainya.

Posisi itulah, yang sering membuat kaum perempuan kritis menilai peran perempuan dalam kehidupan ini. Kaum perempuan menuntut kesejajaran gender tanpa diskriminasi, dan menggugat dominasi laki-laki yang terkadang membuat perempuan jadi korban, pihak yang dikalahkan

3. Dewi Drupadi

 Dewi Drupadi putri Prabu Drupada Raja Cepala, Ia adalah istri kelima pandawa. Saat Pandawa dalam pengasingan, Raja Drupada menyelenggarakan Lomba memanah untuk mencarikan suami bagi anak perempuannya yaitu Dewi Drupadi, Lomba tersebut dimenangkan oleh Arjuna dan Dewi Drupadi diboyong ke rimba untuk dipertemukan kepada saudara-saudara Arjuna.

Drupadi
Dewi Drupadi


Karena Arjuna awalnya berpamitan pada Dewi Kunthi untuk berburu, maka saat Arjuna tiba Dewi Kunthi memerintah Arjuna untuk membagi sama rata hasil buruannya kepada keempat saudaranya, tetapi ketika yang dibawa adalah seorang putri maka Dewi Drupadi-pun “dibagi rata” kepada kelima Pandawa sebagai istri mereka.

Ketika Yudhistira mewakili Pandawa bermain dadu dengan taruhan yang tak masuk akal. Yudhistira kalah berulangkali melawan Sengkuni, wakil Kurawa. Harta, kerajaan, adik-adiknya, dirinya, termasuk istrinyapun dijadikan taruhan , tetapi hasilnya Yudhistira kalah. Drupadi kembali menjadi objek, bahkan korban, sebab Yudhistira tidak meminta persetujuan, minimal memberitahukan lebih dulu bahwa dirinya untuk menjadi taruhan di dalam judi dadu.

Nasib Drupadi sungguh menyedihkan. Tragisnya, di hadapan banyak orang, dirinya dipermalukan oleh Kurawa yang berusaha menelanjanginya. Hampir saja busananya ditarik sehingga kelihatan tubuhnya, tetapi dengan bantuan Prabu Kresna, busananya menjadi kian tebal, karena ternyata kain yang membungkus badan Dewi Drupadi menjadi panjang sekali seolah-olah tidak akan ada ujung pangkalnya.

Padahal Dewi Drupadi sudah khawatir dengan posisinya saat itu. Akan tetapi rambutnya berhasil diuraikan(jawa: dijambak) oleh Dursasana, sehingga dia bersumpah tidak akan menyanggul rambutnya sebelum dibasuh dengan darah Dursasana.

Tokoh ini memiliki kisah hidup yang penuh cobaan dan penderitaan, namun pada akhirnya menemukan kebahagiaan dan balasan setimpal. Bagian-bagian hidup dari Drupadi senantiasa menarik perhatian karena posisinya sebagai orang lemah dan dikorbankan.

Drupadi, sejak awal, dipandang sebagai komoditi atau objek. Hal itu terbukti dengan penyelenggaraan sayembara dengan hadiah Drupadi. Pemenang sayembara adalah Arjuna. Meskipun demikian, Drupadi tidak hanya diperistri oleh Arjuna saja, tetapi oleh kelima Pandawa sekaligus.

Drupadi menerima kenyataan itu, dan dia ingin membaktikan dirinya sebagai istri yang baik, setia, dan teguh hati. Drupadi memahami itu semua sebagai takdir. Sumpah Drupadi untuk tidak akan menyanggul rambutnya sebelum dibasuh dengan darah Dursasana, terkabulkan setelah tiga belas tahun lamanya.

Drupadi akhirnya bisa membalas perlakuan kejam atas dirinya oleh pihak Kurawa. Tetapi yang aneh adalah Drupadi tidak memiliki keinginan besar untuk menuntut keadilan terhadap suaminya, Pandawa, yang mengorbankan dirinya.

Sebab yang paling mungkin, Drupadi memegang teguh janji sebagai istri, sehingga dia pasrah dan berharap atas kebaikan dari lima suaminya.

1 Comments

  1. Pada akhirnya Srikandi kembali menjadi wanita,....bagaimana dengan istrinya????

    ReplyDelete
Previous Post Next Post

Contact Form