Dewa Indra

 Dewa Indra memiliki nama lain sesuai dengan karakter dan berbagai pengalamannya. Nama lain tersebut juga mengandung suatu pujian. Nama lain Dewa Indra yakni:
 

Dewa Kamajaya
Dewa Kamajaya



Sakra (yang berkuasa) 
Swargapati (raja surga) 
Diwapati (raja para Dewa) 
Meghawahana (yang mengendarai awan) 
Wasawa (pemimpin para Wasu)

Indra adalah dewa pemimpin dalam Regweda (disamping Agni). 

Ia senang meminum Soma, dan mitos yang penting dalam Weda adalah kisah kepahlawanannya dalam menaklukkan Wretra, membebaskan sungai-sungai, dan menghancurkan Bala, sebuah pagar batu dimana Panis memenjarakan sapi-sapi dan Usas (dewa fajar). 

Ia adalah dewa perang, yang telah menghancurkan benteng milik Dasyu, dan dipuja oleh kedua belah pihak dalam Pertempuran Sepuluh Raja. Regweda sering menyebutnya Sakra: yang perkasa. 

Saat zaman Weda, para dewa dianggap berjumlah 33 dan Indra adalah pemimpinnya (secara ringkas Brihadaranyaka Upanishad menjabarkan bahwa para dewa terdiri dari delapan Wasu, sebelas Rudra, dua belas Aditya, Indra, dan Prajapati). Sebagai pemimpin para Wasu, Indra juga dijuluki Wasawa. 

Pada zaman Wedanta, Indra menjadi patokan untuk segala hal yang bersifat penguasa sehingga seorang raja bisa disebut “Manawèndra” (Manawa Indra, pemimpin manusia) dan Rama, tokoh utama wiracarita Ramayana, disebut “Raghawèndra” (Raghawa Indra, Indra dari klan Raghu).

Dewa Indra
Dewa Indra



Dengan demikian Indra yang asli juga disebut Déwèndra (Dewa Indra, pemimpin para dewa). Dalam sastra Buddhisme dan Jainisme, Indra biasanya disebut Sakra, pemimpin surga Trayastrisa. Dalam Jainisme, Indra juga dikenal sebagai “Saudharmendra”, dan senantiasa melayani Tirthankar. 

Indra biasanya sering muncul dalam cerita yang berhubungan dengan Mahavira, dimana Indra sendiri memuliakan lima peristiwa penting dalam kehidupan Tirthankar, seperti Chavan kalyanak, Janma kalyanak, Diskha kalyanak, Kevalgyan kalyanak, dan Nirvan kalyanak. 

Meskipun Indra sering ditampilkan seperti seorang bodhisattva di wilayah Asia Timur, khususnya dalam kostum dinasti Tang, penggambarannya juga memasukkan aspek keperkasaan, seperti misalnya memegang petir di atas gajah tunggangannya.

2 Comments

  1. Kok gambarnya Bathara Kamajaya ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih telah berkunjung dan di ingatkan, yang benar gambar ke 2 gambar pertama sebagai pemanis.

      Delete
Previous Post Next Post

Contact Form