15 Tarian Bali yang wajib anda ketahui

 Pulau Bali, Indonesia terkenal dengan keaneka-ragaman budaya dan pemandangan alam nya yang indah, salah satu budaya yang sering di minati para turis adalah kesenian Tari Bali. Tari bali ada bermacam-macam yang terkenal adalah Kecak dan tari Pendet yang sangat melegenda.



Tarian Bali banyak yang menceritakan tentang perjalan para tokoh seperti Rahwana, Sri Rama, Hanoman dan Sugriwa, berikut ini adalah 15 Tarian bali yang wajib anda ketahui

1. Tari Baris

 Tari Baris merupakan tarian ritual tradisional Bali. Tarian yang menunjukkan keberanian para ksatria Bali dan merepresentasikan para pejuang yang bertempur bagi raja Bali.



Tarian ini biasanya dilakukan oleh 8 sampai 40 pria yang mengenakan pakaian tradisional para pejuang lengkap dengan ornamen pada kepala, dada dan punggung.  Kostum yang dipergunakan berbeda di setiap kabupaten karena semua kabupaten di Bali memiliki Tari Baris Khas masing-masing.

Mula-mula gerakan penari Baris sangat hati-hati, seperti seseorang yang mencari musuhnya di daerah yang belum ia kenal. Saat ia sampai di tengah panggung, ia mulai berjinjit, dan dengan cepat berputar diatas satu kaki dan wajahnya menunjukkan wajah seorang pejuang yang tengah berada di medan perang.

Tari baris adalah tarian keramat yang dipertunjukan tidak hanya untuk upacara kremasi tapi juga saat upacara peringatan Pura dan upacara suci lainya karena dipercaya saat upacara tersebut para dewa dewi dan leluhur turun ke dunia untuk memberi berkat. Jadi tarian ini dipersembahkan untuk mereka sebagai pertunjukan dan juga rasa syukur.

2. Tari Panji Semirang

Tari Panji Semirang merupakan sebuah tarian yang diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada tahun 1942. Tarian ini menceritakan tentang seorang putri raja bernama Galuh Candrakirana yang pergi mengembara dengan menyamar menjadi laki-laki bernama Raden Panji. Pengembaraan ini dilakukan setelah putri tersebut kehilangan suaminya.

Namun, dalam Babad Bali tarian ini menggambarkan putri bernama Galuh Candrakirana yang melakukan pengembaraan untuk mencari kekasihnya yang bernama Raden Panji Inu Kertapati, dengan menyamar sebagai laki-laki. Tarian ini ditarikan oleh perempuan dengan penampilan seperti laki-laki, dan tentu saja tidak memiliki gerakan perempuan sama sekali dalam tarian ini

3. Tari Trunajaya

Tari Trunajaya adalah tari tradisional Bali yang menggambarkan gerakan-gerakan seorang pemuda (Taruna) Bali yang sedang meninjak usia dewasa, penuh emosi serta berulah untuk memikat hati seorang wanita. Tari Trunajaya termasuk tari putra dengan gerakan yang keras yang biasanya ditarikan oleh seorang penari putri. Tari ini semula ciptaan Pan Wandres dalam bentuk kebyar Legong dan kemudian disempurnakan oleh I Gde Manik. Kreasi tarian Trunajaya ini diciptakan untuk sebuah tari hiburan yang bisa dinikmati saat-saat perayaan tertentu.

4. Tari Cendrawasih

Tari Cendrawasih Bali menggambarkan keindahan burung Cendrawasih yang bertebangan di angkasa. Tari Cendrawasih ditarikan oleh 2 orang wanita dewasa. Satu memerankan burung Cendrawasih jantan dan satunya lagi cendrawasih betina.

Burung Cendrawasih yang dikenal sebagai Manuk Dewata di Bali memang memiliki karakter yang meliuk-liuk seperti sedang menari dan juga menyanyi ketika menjelang perkawinan. Hal ini digambarkan dalam tarian tradisional Bali ini.

Tari Cendrawasih adalah hasil karya oleh I Gde Manik dan pertama kali ditampilkan di subdistrik Sawan di Kabupaten Buleleng pada 1920an. Tapi tari Cendrawasih yang sering dipertunjukan pada masa kini adalah hasil olahan koreografi oleh N. L. N. Swasthi Wijaya Bandem, yang diaransemenkan pada penampilan pertamanya pada 1988.

5. Tari Legong 

 Tari Legong adalah merupakan tari klasik Bali yang pada awal mulanya merupakan tarian kraton yang hanya dipertunjukan di lingkungan keraton pada masa kerajaan Bali. Dari asal katanya legong berasal dari kata “leg” yang artinya luwes dan elastis, dihubungkan dengan tarian berarti gerakan yang lemah gemulai, kemudian “gong” yang artinya gamelan, sehingga legong berarti tarian yang terikat dengan gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang mengiringinya di kenal dengan nama Semar Pegulingan. Ciri khas lainnya penarinya memakai kipas, kecuali penari dengan tokoh Condong.

Tari Legong ditarikan oleh 2-3 orang penari yang menghadirkan tokoh “Condong”, sebagai pembuka tarian ini, tapi adakalanya tari legong ini tidak menghadirkan tokoh tersebut, tergantung jumlah penarinya.

Dikenal beberapa macam tari Legong di Bali yang berkembang seiring waktu Legong Lasem (Kraton), Legong Jobog, Legong Legod Bawa, Legong Kuntul, Legong Smaradahana dan Legong Sudarsana.

6. Tari Barong

Tari Barong adalah tarian tradisional Bali yang cukup terkenal. Tari Barong ini merupakan warisan kebudayaan sebelum munculnya agama Hindu di tanah dewata. Tarian Tradisional Bali ini ditarikan oleh 2 orang laki-laki, satu bagian kepala dan satunya lagi dibagian ekor, sehingga kelihatanya seperti binatang berkaki empat. 

Kata barong sendiri berasal dari kata bahruang yang berarti juga beruang, sehingga penampilan badannya besar seperti binatang beruang. Ada bermacam-macam barong seperti barong macan, barong bangkal, barong gajah, barong asu, barong landung, barong blasblasan, barong ket (keket). Tari Barong yang sering ditampilkan pada saat ini adalah barong ket, jenis tari barong ini memiliki kostum dan gerak tari yang lengkap, bentuknya merupakan  perpaduan antara binatang singa, macan, sapi atau boma.

Badan Barong ini dihiasi dengan ukiran-ukiran dibuat dari kulit, dengan potongan kaca cermin yang berkilauan dan bulunya dibuat dari serat daun perasok , ijuk atau ada pula dari bulu burung gagak, topeng muka barong dibuat dari kayu dengan sumber tempat yang angker dan keramat.

Tari Barong dipentaskan menggambarkan pertarungan yang sengit antara kebajikan yang disimbolkan denan barong dengan kebatilan yaitu rangda, dan dipentaskan dengan penuh sajian humor.

7. Tari Pendet

Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia.



Namun seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Tari Pendet menjadi "ucapan selamat datang". Pencipta/koreografer bentuk modern tari ini adalah I Wayan Rindi. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis.

8. Tari Kecak

Tari Kecak adalah pertunjukan tarian seni khas Bali yang lebih utama menceritakan mengenai Ramayana dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana.



Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.

Tari Kecak adalah hasil karya Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies pada tahun 1930an.

9. Tari Janger

Tari Janger adalah tari pergaulan anak remaja Bali, yang diciptakan pada tahun 1930 an. Ditarikan oleh 10 hingga 16 orang penari secara berpasangan, yaitu kelompok putri yang dinamakan janger dan kelompok putra yang dinamakan kecak. Mereka menari sambil menyanyikan Lagu Janger secara bersahut-sahutan.

Awal mula munculnya tari janger ini berawal dari nyanyian bersaut-sautan dari orang-orang yang memetik kopi,dimana untuk menghapuskan kelelahannya meraka menyanyi bersaut-sautan antara kelompok perempuan dari bentuk yang sangat sederhana ini kemudian berkembang dan menjadilah Tari janger.  Lirik lagunya diadaptasikan dari nyanyian Sanghyang, sebuah tarian ritual. Jika dikategorikan dalam Tari Bali, Janger termasuk Tari Balih-balihan, tarian yang memeriahkan upacara maupun untuk hiburan.

10. Tari Condong

Tari condong adalah tari tradisional yang berasal dari istana di Bali pada pertengahan abad ke-19. Penciptanya tidak diketahui, akan tetapi kepercayaan masyarakat yang berkembang mengacu bahwa ada pangeran dari Sukawati sakit parah mendapat penglihatan dua gadis cantik menari dengan anggun ditemani musik gamelan. Setelah pengeran tersebut sehat kembali, pangeran ini mereka ulang tarian yang dia pernah lihat. Tarian ini awalnya menceritakan kisah dua bidadari bernama Supraba dan Wilotama. Semenjak dekade 1930-an, cerita diubah menjadi seorang raja atau ratu.

Tari Condong umumnya digunakan sebagai pendahuluan dari tari legong, tarian ini dibawakan dengan diiringi oleh gamelan pangulingan.

11. Tari Gopala

Tari Gopala merupakan tari tradisi Bali yang menggambarkan tingkah laku sekelompok penggamba sapi di suatu ladang / tempat penggembalaan. Gopala diambil dari kata kawi yang berarti penggembala sapi. 

Tari Gopala ini ditarikan oleh 4 sampai 8 orang penari putra. Tarian ini adalah ciptaan bersama antara I Nyoman Suarsa (penata tari) dan I Ketut Gede Asnawa (sebagai penata iringan) dengan gerakan  tari  yang humoris dengan materi gerak yang merupakan perpaduan antara gerak-gerik tari Bali yang sudah ada yang telah dikembangkan dengan gerak-gerak baru. 

12. Tari Topeng

Topeng telah ada di dunia sejak jaman prasejarah. Aksesoris yang digunakan dimuka ini dipergunakan pula pada sebuah tarian yang dikenal dengan nama tari topeng. Topeng yang digunakan bisa menggambarkan banyak karakter, baik karakter orang pada masa kini maupun tokoh - tokoh fiktif atau orang jaman dahulu. Indonesia memiliki beberapa tari topeng, antara lain topeng cirebon dari Jawa Barat, Topeng Malang, Topeng Reog, Topeng Ireng dan Topeng Bali. Keberadaan topeng dalam masyarakat Bali berkaitan erat dengan upacara keagamaan Hindu, karena kesenian luluh dalam agama dan masyarakat. Tari Topeng Bali adalah sebuah tradisi yang kental dengan nuansa ritual magis, umumnya yang ditampilkan di tengah masyarakat adalah seni yang disakralkan. Tuah dari topeng yang merepresentasikan dewa-dewa dipercaya mampu menganugrahkan ketenteraman dan keselamatan.

13. Tari Wirayudha

Tari Wirayudha merupakan tari perang yang ditarikan oleh antara 2 sampai 4 pasang penari pria bersenjatakan tombak. Tari ini menggambarkan sekelompok prajurit Bali Dwipa yang sedang bersiap-siap untuk maju ke medan perang. Para penari mengenakan hiasan kepala berbentuk udeng-udengan, tarian yang merupakan produksi Sanggar Tari Bali Waturenggong ini adalah ciptaan I Wayan Dibia pada tahun 1979.

14. Tari Margapati

Tari Margapati merupakan tari tradisional Bali yang diciptakan oleh Nyoman Kaler pada tahun 1942. Kata Margapati berasal dari kata Marga yang berarti Jalan dan Pati yang berarti kematian. Tarian Margapati ini menggambarkan kesalahan perjalanan kehidupan bagi seseorang perempuan, karena tarian ini lebih banyak gerakan seorang laki-laki tapi ditarikan oleh wanita.

15. Tari Puspanjali

Tari Puspanjali merupakan sebuah tarian penyambutan yang ditarikan oleh sekelompok penari putri dengan jumlah penari antara 5-7 orang. Tari Puspanjalai menampilkan gerak-gerak lembut lemah gemulai yang dipadukan dengan gerak-gerak ritmis yang dinamis, tarian ini banyak mengambil inspirasi dari tarian-tarian upacara Rejang, dan menggambarkan sejumlah wanita yang dengan penuh rasa hormat menyongsong kedatangan para tamu yang datang ke pulau mereka. 

Puspanjali diambil dari kata puspa yang berarti bunga dan  anjali yang berarti menghormat / penghormatan. Tari ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya (penata tari) dan I Nyoman Windha (penata tabuh pengiring) pada tahun 1989.

 Sebenernya masih ada beberapa tarian lagi yang belum sempat di tulis mungkin lain waktu akan saya sambung, demikian lah 15 Tarian Bali yang wajib anda ketahui dan di lestarikan bagi generasi muda sebagai warisan Budaya Nusantara agar tercipta rasa cinta budaya dan Tanah Air.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form