Dewi Drupadi Wanita Utama Penyebab Perang Baratayuda

Dewi Drupadi adalah putri dari Prabu Drupada raja di kerajaan Pancala dan mempunyai 3 orang anak , yaitu : 

1. Dewi Drupadi , Dropadi atau Draupadi yg juga disebut Dewi Yadnyasêni , Dewi Krêsna.

2. Drêstadyumna atau Drêstajumêna , yg ketika Bharatayuda menewaskan Resi Drona.

3. Dewi Srikandhi atau Sikhandi , yg ketika Bharatayuda menjadi penyebab kematian Resi Bhisma.

Dewi Drupadi adalah titisan Dewi Sri , yg sebelum menjelma menjadi Dewi Drupadi , menjelma menjadi anak seorang brahmana. Meskipun cantik jelita , sang dewi hingga perawan tua tidak ada seorang lelakipun yg melamar, Maka sang dewi pun bertapa mati raga.

Dewi Drupadi


Kesungguhan sang dewi membuat senang Bhatara Siwa (Bathara Sangkara) , maka Bathara Siwa menemui sang dewi dan bertanya apa yg menjadi keinginan sang dewi sehingga bertapa mati raga. 

"Pukulun , bila paduka berkenan memberi anugrah kepada hamba ,

hamba mohon agar diperistri oleh lelaki yg memiliki keutamaan dalam segala hal". 

Perkataan sang dewi itu diulanginya hingga lima kali. 

"Iya nini dewi , permohonanmu akan aku kabulkan , kamu akan dinikahi oleh lima lelaki.

"Pukulun , hamba hanya ingin diperistri oleh seorang lelaki , yg pinunjul ing jagat serta berbudi utama." 

"Nini dewi , tadi kamu meminta jodoh padaku , kamu ulangi hingga lima kali ,

maka dikehidupanmu yg akan datang , kamu akan diperistri oleh lima orang lelaki utama." 

.Setelah Dewi Drupadi dewasa , ayahnya bermaksud menikahkannya dengan mengadakan sayembara :

"Barang siapa yg bisa menthang langkap (menarik busur) dan melepaskan anak panah hingga mengenai sasaran , dialah yg berhak memperistri Dewi Drupadi." 

Ketika itu Pandawa sedang dalam pengembaraan setelah diperdaya oleh Kurawa , dengan diundang ke pesanggrahan Wanamarta dan dijamu pesta andrawina , kemudian pesanggrahan itu dibakar oleh Kurawa. Namun Pandawa berhasil selamat. (Dalam pedhalangan , dikisahkan dengan  lakon "Bale Sigala-gala"). 

Begawan Abiyasa (Wyasa , Kresna Dwipayana) kakek dari Pandawa memberitahu agar Pandawa mengikuti sayembara tersebut dan menjelaskan sebab musabab Dewi Drupadi akan menjadi istri Pandawa (berlima).  

Pandawa mengikuti sayembara itu dengan menyamar menjadi brahmana, Arjuna berhasil menarik busur dan melepaskan anak panah tepat mengenai sasaran. 

Ketika Dewi Dropadi mengikuti Pandawa pulang menuju pondok , Dewi Kunti yg tengah sibuk di dapur dan mengira apa yg akan dihaturkan kepada sang ibu adalah hasil sedekah orang-orang kepada brahmana , maka berkatalah Dewi Kunti : 

"Apa yg hendak kalian berikan pada ibu , bagilah berlima secara adil". 

Menyadari apa yg terjadi , agar terhindar dari sapu-dhendha (hukuman) Jawata , maka Dewi Drupadi pun menjadi istri Pandawa.

Dari masing-masing Pandawa , Dewi Drupadi mendapat seorang anak laki-laki.

Dalam Pedhalangan , diceritakan bahwa Dewi Drupadi HANYA diperistri prabu Yudhistira , setelah memenangkan sayembara yg diadakan oleh Prabu Drupada , yaitu barang siapa yg bisa mengalahkan Patih Gandamana , akan dinikahkan dengan Dewi Drupadi. 

Yudhistira memasuki sayembara dengan mengajukan Bima sebagai jagonya.Yudhistira dan Dewi Drupadi mempunyai seorang anak , yaitu Pancawala atau Pancakumara.

Drupadi
Drupadi


Sebenarnya arti Panca = lima. Wala atau kumara = anak , pemuda. Jadi Pancawala , Pancakumara artinya lima anak atau lima pemuda.

Karena menurut adat budaya timur (Jawa , dalam hal ini) tidaklah patut seorang wanita mempunyai suami lima orang , maka dalam pedhalangan diceritakan , Dewi Drupadi diperistri HANYA oleh Yudhistira. 

Ketika Pandawa telah berhasil mendirikan kerajaaan Indraprastha (Amarta) , prabu Duryudana yg merasa iri dengan kemegahan kraton Indraprastha , lalu merancang siasat dengan patih Sengkuni. 

Prabu Yudhistira (Pandawa) ditantang main dadu dengan Kurawa dan kalah ,semua yg dipertaruhkannya , kereta , kuda , gajah , kerajaan , para budak ,juga satu persatu adik-adiknya , dirinya sendiri , bahkan Dewi Drupadi istrinya , adalah menjadi milik Kurawa. 

Prabu Duryudana yg memang berniat mempermalukan Pandawa , menyuruh Arya Widura untuk memanggil Dewi Drupadi. Arya Widura tidak mau karena sejak awalnyapun tidak menyetujui permainan dadu itu.

Drupadi


Arya Widura atau Yama Widura adalah paman Pandawa dan Kurawa dari ibu berkasta sudra. Usaha Duryudana memanggil Dewi Drupadi dengan menyuruh para abdipun gagal , sang Dewi tetap tidak mau datang. Maka disuruhnyalah Dursasana (Dussasana) , yg dengan segera melaksanakan titah. 

Dewi Drupadi ditarik gêlung (ikatan) rambutnya yg seketika berurai , dengan dijambak rambutnya Dewi Drupadi dilarak (diseret) menuju ketempat judi. Dalam ruang judi Dursasana bermaksud membuka kain yg dikenakan Dewi Drupadi , karena menganggap Dewi Drupadi sekarang hanyalah budak milik Kurawa. 

Namun karena perlindungan Bathara Wisnu , setiap kali kain itu ditarik ,Dewi Drupadi sudah mengenakan kain baru , demikian berulang-ulang , seakan tak ada putusnya.(Versi lain menyebutkan , yg melindungi Dewi Drupadi adalah Bathara Dharma , dewa keadilan)Disitulah Dewi Drupadi bersumpah , tidak akan mengikat gelung rambutnya sebelum keramas darahnya Dursasana.

Bima pun bersumpah , tidak akan kembali ke swargaloka dan berkumpul dengan para leluhur , sebelum merobek dada Dursasana dan meminum darahnya. Duryudana dengan kurang ajarnya menyingkap kain dan menempelkan pahanya ke punggung sang Dewi , hal ini juga membuat Bima mengucap sumpah , kelak akan menghancurkan paha kiri Duryudana. 

Banyak keluhan dan sesambat Dewi Drupadi kepada para tetua Hastinapura yg hadir di tempat judi itu , seperti Rêsi Bhisma , Rêsi Drona (Pedhalangan : Begawan Durna) , Rêsi Krêpa , Yama Widura dan Prabu Drêstarastra. 

Oleh karena ucapan-ucapan Dewi Drupadi kepada Prabu Drêstarastra (Drestaratya , ayah Kurawa) akhirnya Prabu Drestarastra memberikan Dewi Drupadi untuk mengajukan 2(dua) permohonan. 

- Dewi Drupadi meminta agar Yudistira dan 

- Para Pandawa dibebaskan ,

oleh Prabu Drestarastra dikabulkan juga dikembalikan semua yg dipertaruhkan Pandawa.

Pandawa ditantang main dadu untuk kedua kali oleh Kurawa , dengan taruhan , barang siapa yg kalah harus membuang diri selama 12 tahun , serta bersembunyi selama 1 tahun tidak boleh ketahuan , pada tahun ke 13. Dan Pandawa kalah , Dewi Drupadi mengikuti Pandawa dalam perjalanan itu.



Semasa dalam pembuangan , Dewi Drupadi menyarankan , agar Yudhistira bertindak selaku satrya , menghajar Kurawa yg tindakan-tindakannya tidak pantas untuk diampuni. Namun Yudhistira , satrya berwatak brahmana yg berdarah putih itu , lebih memilih menepati janji membuang diri dan bersabar , sebab kelak akan ada masanya untuk membasmi kejahatan ,bukan karena atau dengan dasar kebencian , tapi karena kebenaran memang harus ditegakkan , keadilan harus dijalankan. 

Dewi Dropadi sempat digoda dan dibujuk untuk meninggalkan Pandawa dan akan dijadikan istri oleh Prabu Jayadrata dari kerajaan Sindu. Prabu Jayadrata dalam perjalanan menuju Madra (Madraka , Mandaraka) ,ketika melewati padhepokan dan melihat Dewi Drupadi yg meskipun kurus kering ,tetap memancarkan kecantikannya , membuat Jayadrata pun terpikat. 

Karena bujuk rayunya tak berhasil , Dewi Drupadipun dilarikan dengan kereta. Brahmana dan abdi yg tinggal di padhepokan segera memberitahu kepada Pandawa yg tengah berburu. Usaha Jayadrata berhasil digagalkan oleh Pandawa.

Ketika Pandawa , Dewi Drupadi dan beberapa brahmana yg mengikuti ,tinggal sementara di wukir Kelasa , bertiuplah angin besar. Setelah angin itu reda , Dewi Drupadi melihat sekuntum sekar tanjung (bunga teratai) , yg meski sudah layu tapi masih berbau harum dan tampak indah. 

Dewi Drupadi meminta kepada Bima untuk dicarikan bunga tanjung yg masih segar. Dengan pertolongan Hanuman , sang panglima perang Prabu Rama yg tetap hidup , yg juga saudara tua dari Bima (sama-sama anak dari Dewa Bayu) , Bima dapat menemukan dan mengambil bunga tanjung yg diinginkan Dewi Drupadi.

.Pada tahun ke 13 , Pandawa memutuskan untuk menyembunyikan diri di kerajaan Wiratha , mengabdi pada Prabu Matsyapati (Matswapati atau Durgandana). Yudhistira menyamar sebagai brahmana dengan nama Kangka atau Dwija Kangka. 

Dewi Drupadi menjadi juru rias para putri dengan nama Sairandri. Bima menjadi tukang masak dengan nama Ballawa , di pedhalangan Jagal Abilawa. Arjuna menjadi waria , guru tari dan seni dengan nama Wrahatnala atau Wrêhannala. Nakula menjadi tukang memelihara kuda dengan nama Grantika atau Dharmagranti. Sadewa menjadi gembala dengan nama Tantipala atau Tantripala. 

Kincaka , ipar Prabu Matsya rupanya jatuh cinta pada Sairandri (Dewi Drupadi) , dan memaksa agar Sairandri mau menjadi istrinya. Sairandri menolak dengan mengatakan bahwa ia sudah punya suami lima gandarwa. 

Karena terus memaksa , Sairandri pun mengajak Kincaka bertemu diruang tari pada malam hari. Ketika Kincaka tiba , Ballawa sudah menunggu disana. Terjadilah perkelahian antara Ballawa (Bima) dan Kincaka , yg mengakibatkan kematian Kincaka.

Sumpah Dewi Drupadi untuk keramas darah Dursasana terwujud pada Bharatayuda hari ke enam belas. Bima yg berhadapan dengan Dursasana dapat memukul roboh dengan gada ,segera Bima menusuk dada Dursasana dan meminum darahnya , kemudian memenggal kepala Dursasana. 

Dewi Drupadi yg menunggu di pesanggrahan demi mendengar kabar , segera menuju ketempat Dursasana dikalahkan Bima (Wrêkudara , Bayusiwi). Sekitar 40 tahun tahun setelah Bharatayuda , Prabu Yudhistira menobatkan Parikesit , anak Arjuna dengan Dewi Utari , menjadi raja di Hastinapura. Pandawa bermaksud untuk mensucikan diri agar dapat naik ke swargaloka. Dewi Drupadi pun setia mengikuti. 

Dalam perjalanan menuju kamoksan (swargaloka) , ketika tiba di gunung Himawan , setelah semadi memuja Jawata Agung , mereka meneruskan perjalanan melewati Walukarnawa(Waluka = pasir , arnawa = samudra). Disitulah satu persatu meninggal kecuali Yudhistira , yg pertama adalah Dewi Drupadi , kemudian Sadewa , Nakula , dan Arjuna. 

Ketika tinggal Bima dan Yudhistira yg masih hidup , Bima menanyakan mengapa mereka satu-persatu meninggal , sedangkan mereka semua telah menjalankan dharma utama. Tentang saudara-saudaranya ,Yudhistira menjawab , adalah karena kesombongan. Tentang Drupadi , sekalipun Dewi Drupadi berlaku adil membagi kasih diantara Pandawa , namun tetap tampak , bahwa cinta kasih Dewi Drupadi kepada Arjuna lebih besar daripada kepada yg lainnya. 

Dewi Drupadi termasuk salah satu dari Wanita-wanita Utama dalam cerita pewayangan , yg lainnya adalah Dewi Sita (Dewi Sinta , istri Prabu Rama) , Dewi Savitri (Dewi Sawitri , istri Setiawan) , Dewi Pujawati (Dewi Setyawati , istri Prabu Salya) ,dan yg lainnya.  

Para tokoh Wanita Utama dalam pewayangan ataupun babon ceritanya , terpilih adalah karena , berbakti kepada suami , setya , menemani dalam susah dan senang , tak terpikat oleh godaan macam apapun ketika suami 'tak berdaya' , mau memaafkan dan menerima kembali , ketika suami khilaf ... bahkan meski membuat sang istri musti ikut menanggung akibat , mampu menjadi penyemangat (daya) bagi suami , dan lain-lainnya , .... hingga akhir hayat sekalipun.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form