Filosofi Rumah Adat Joglo Jepara

 Rumah Joglo Jepara merupakan rumah adat dari kabupaten Jepara Jawa Tengah. Rumah ini merupakan rumah tradisional khas Jawa Jepara yang mencerminkan budaya Jepara. Pada zaman dulu, rumah model ini banyak yang digunakan oleh masyarakat jepara.

Joglo Jepara


Tetapi seiring dengan waktu yang berjalan rumah model ini sudah jarang dipakai. Maklum saja, rumah model ini banyak sekali menggunakan kayu yang tergolong mahal.

Jadi untuk memangkas biaya pembuatan rumah, masyarakat jepara banyak yang menggunakan beton untuk membangun rumah mereka.


Ciri-Ciri Khas Joglo Jepara

Rumah model ini memiliki ciri atap genteng yang disebut wuwungan. Rumah ini didominasi ukiran-ukiran 4 dimensi khas ukiran Jepara. Gaya dari ukiran Jepara merupakan perpaduan dari budaya Hindu Jawa.

Rumah Joglo Jepara diperkirakan dibangun mulai tahun 600 masehi atau masa Kerajaan Kalingga Jepara. Rumah Joglo Jepara hampir mirip dengan Rumah Joglo kudus, maklum saja, Kudus dan Jepara kan berdekatan. 


Perbedaan Joglo Jepara dengan  Joglo Kudus

- Atap Joglo Jepara disebut Atap Wuwungan, sedangkan Joglo Kudus disebut Atap Pencu.

- Joglo Kudus mirip dengan Joglo Jepara tetapi perbedaan yang paling kelihatan adalah bagian pintunya, Joglo Kudus memiliki 1 pintu sedangkan Joglo Jepara memiliki 3 pintu

 

Perbedaan Joglo jepara dan Kudus

Ciri Khusus Rumah Joglo Jepara :

-    Bahan bangunan terbuat dari kayu dan memiliki ukiran biasanya kayu jati.

-    Memiliki 4 buah tiang penyangga yang ada ditengah.

-    Untuk atap genting khususnya untuk kerpus memiliki motif ukiran wayang.

Bahan bangunan rumah adat jepara terbuat dari kayu yang biasanya berukir. Untuk pembagian ruangan rumah khas jepara adalah sebagai berikut :

 

1. Ruangan Pringitan

Ruangan ini biasanyan untuk menerimah tamu, ruangan ini dari dulu samapi sekarang dipergunakan untuk menerima tamu serta menjamu tamu.

2. Ruangan Keluarga

Ruangan ini khusus untuk berkumpul anggota keluarga yang punya rumah.

3. Ruangan Pingitan

Ruangan ini biasanya untuk ruangan dipingit. Maksudnya, apabila yang punya rumah memiliki anak perempuan untuk dipingit oleh lelaki, tapi sang wanitanya tak boleh keluar dari ruang pingitan.

4. Ruangan Pawon

Ruangan pawaon ini khusus untuk memasak, pawon artinya dapur.

5. Ruangan Pakiwan

Untuk dihalaman rumah yang terdapat sumur untuk mandi dan sebagainya, sumur ini biasanya terletak dibagian kiri rumah.


Filosofi Rumah Adat Joglo Jepara

Joglo Jepara adalah Rumah Adat Jepara merupakan salah satu rumah tradisional yang mencerminkan perpaduan akulturasi kebudayaan masyarakat Jepara. Rumah Adat Jepara memiliki atap genteng yang disebut “Atap Wuwungan”. Jenis bangunan ini merupakan bangunan tradisional di daerah Jepara dan sampai saat ini masih banyak dijumpai.

Adapun konsep falsafah dari bangunan joglo ini adalah:

  -  Menghadap ke laut dengan maksud agar berpikiran luas.

  - Membelakangi gunung dengan maksud agar tidak congkak dan tinggi hati.

  - Atap berujud pegunungan dengan maksud religius yaitu Tuhan di atas dan berkuasa atas segalanya.

  - Tiga buah pintu di depan merupakan perwujudan hubungan antara : Manusia dengan Tuhan, Manusia dengan manusia, Manusia dengan alam

  - Tiga wuwungan atap tidak patah tetapi melengkung yang mempunyai maksud sebagai perwujudan cara hidup yang luwes.


Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form