Maharaja Dapunta Hyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya

 Dapunta Hyang Sri Jayanasa adalah Maharaja Sriwijaya pertama yang dianggap sebagai pendiri Kerajaan Sriwijaya.

Dapunta sri hyang jayanasa


Namanya disebut dalam beberapa prasasti awal Sriwijaya dari akhir abad VII yang disebut sebagai "prasasti-prasasti Siddhayatra", karena menceritakan perjalanan sucinya mengalap berkah dan menaklukkan wilayah-wilayah di sekitarnya. Ia berkuasa sekitar perempat terakhir abad VII hingga awal abad VIII, tepatnya antara kurun 671 masehi hingga 702 masehi.

Gelar Dapunta juga ditemukan dalam Prasasti Sojomerto (akhir abad ke-7) yang ditemukan di daerah Batang, pesisir utara Jawa Tengah, yaitu Dapunta Selendra.

Sriwijaya


Sementara Istilah Hyang sendiri dalam kebudayaan asli Nusantara merujuk kepada keberadaan spiritual supernatural tak kasat mata yang dikaitkan dengan roh leluhur atau dewata, sehingga diduga Dapunta Hyang melakukan perjalanan "mengalap berkah" untuk memperoleh kekuatan spiritual atau kesaktian. Kesaktian ini ditambah dengan kekuatan bala tentaranya, dijadikan sebagai legitimasi untuk menaklukkan daerah-daerah atau kerajaan-kerajaan di sekitarnya.



Berdasarkan Prasasti Talang Tuwo yang berangka tahun 684 masehi, Maharaja Sriwijaya ketika itu adalah Sri Jayanasa, sementara berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit disebutkan nama DAPUNTA HYANG 

Karena jarak tahun antara kedua prasati ini hanya setahun, maka kemungkinan besar "Dapunta Hyang" di dalam Prasasti Kedukan Bukit dan "Sri Jayanasa" dalam Prasasti Talang Tuwo adalah orang yang sama.

Nama DAPUNTA HYANG SRI JAYANASA disebutkan dalam prasasti yang ditemukan di Kota Kapur di Pulau Bangka (686 masehi), Karang Brahi di Jambi Hulu (686 masehi) dan Palas Pasemah di selatan Lampung, semua prasasti menceritakan peristiwa yang sama.




Dari keterangan prasasti-prasasti ini, dapat disimpulkan bahwa Dapunta Hyang mendirikan Kerajaan Sriwijaya setelah mengalahkan musuh-musuhnya di Jambi, Palembang, Selatan Lampung dan Pulau Bangka dan bahkan melancarkan serangan ke Bhumi Jawa.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form