5 Tempat Wisata untuk menenangkan Hati

CURUG BAYAN BATURADEN-PURWOKERTO

 Curug Bayan berlokasi kurang lebih 3 kilometer dari Wisata Alam Baturaden. Yang terkenal di Kabupaten Purwokerto. Lokasinya pun sangat dekat dengan jalan raya, sehingga tidak perlu trekking untuk menuju air terjun. Alamnya begitu asri, keindahannya makin mempesona dengan adanya latar dam peninggalan Jepang dan Belanda yang masih berdiri kokoh.




Air terjun Bayan memiliki ketinggian kurang lebih 7 meter saja, namun pesonanya tetap menakjubkan. Di bawahnya terdapat kolam dengan luas 200-300 meter persegi dengan kedalaman 2-5 meter. Air terjunnya begitu jernih sehingga dasar kolam berupa batuan dapat terlihat dengan sangat jelas. Pengunjung dapat berenang dan bermain air di kolam tersebut dengan bebas.

Tidak berlebihan jika Curug Bayan di didaulat sebagai tempat yang asri, karena di sekitar air terjun masih banyak ditumbuhi dengan pohon-pohon. 

Pepohonan banyak memenuhi latar belakang air terjun, seolah mengitari air terjun dengan keteduhannya. Tak sedikit pula tanaman rambat dan juga semak-semak yang menempel di dinding batu.

Curug Bayan mempunyai keunikan lain, jika biasanya kolam air terjun hanya ada satu di bawahnya, tidak demikian di Curug Bayan. Beberapa kolam dibuat di bawah air terjun dengan sekat-sekat khusus. Yang mana, sekat-sekat ini merupakan pembeda kedalaman kolamnya.






Landscape yang terpampang semakin memikat dengan adanya penginapan berbagai bentuk yang terbuat dari kayu sehingga benar benar menyatu dengan alam.

Inilah tempat yang layak di jadikan tujuan beristirahat sejenak melepaskan kepenatan fikiran dan kelelahan raga. Menikmati air terjun bayan, merasakan berendam dalam aliran airnya yang bening dan sejuk serta memanjakan mata mendamaikan jiwa.


KAWAH RATU - BOGOR

 Kawah Ratu adalah kawah yang terletak di pos terakhir sebelum summit puncak Gunung Salak. Biasanya orang yang bukan pendaki lebih tertarik berhenti di kawah ini daripada harus mencapai puncak gunung Salak.

Kawah Ratu menjadi magnet tersendiri bagi warga kota Bogor dan sekitarnya. Pesona alamnya yang menawan dan lengkapi dengan vegetasi yang masih asri, akan membuat pengunjung sulit untuk melupakannya.





Kawah yang masih berada di kawasan Taman Nasional Halimun ini memiliki ketinggian 1437 mdpl dan sangat cocok bagi Anda yang ingin pemanasan sebelum melakukan pendakian ke gunung yang lebih tinggi.

Kawah Ratu terjadi dari dampak erupsi freatik yang sering terjadi di gunung Salak. 

Sampai saat ini gunung Salak masih dalam status gunung aktif namun masih cukup aman untuk didaki. Kawah Ratu merupakan yang paling luas sekaligus kawah termuda yang ada di gunung Salak. Ada beberapa kawah lagi yang terdapat di gunung Salak namun tidak terlalu populer.

Kawah Ratu memiliki daya pikat tersendiri yang membuat para pendaki ataupun wisatawan betah berlama lama di area sekitar kawah dengan warna yang kekuningan ini. Warna kekuningan berasal dari endapan belerang yang khas dari gunung aktif.





Selama perjalanan kita akan dimanjakan dengan vegetasi tumbuhan yang masih hijau dan lebat.

Selain itu, di sekitar Kawah Ratu terdapat sungai yang cantik sepanjang 1 kilometer dan airnya terlihat berwarna hijau. Sungai ini sangat cocok bagi Anda yang ingin hunting foto dengan latar belakang pemandangan eksotis.



BUKIT SABAK - SUKABUMI

 Bukit Sabak Sukabumi adalah  tempat wisata yang terletak di Desa di Desa Semplak, Sukalarang. Bukit Sabak  dikenal akan pemandangan nya yang indah, mulai dari hutan pinus, kerlap-kerlip lampu perkotaan. Dari ketinggian 1000 m dpl terlihat dari kejauhan panorama Gunung Gede.

Bukit Sabak menawarkan panorama keindahan alam yang nggak akan terlupakan. Tempat wisata ini bisa ditempuh selama 30 menit perjalanan apabila pergi dari pusat kota Sukabumi. Kita pun bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum untuk bisa sampai ke lokasi.






Untuk bisa menikmati pemandangan alam dari atas bukit, kita perlu mendaki selama kurang lebih satu jam. Jadi, sebaiknya siapkan tenaga saat akan mendaki Bukit Sabak ini. Tidak perlu membawa air terlalu banyak karena dekat dengan sumber air bersih.

Ada berbagai kegiatan menarik yang bisa kita lakukan di sini. Mulai dari menikmati keindahan Gunung Gede, berkemah hingga menyaksikan suasana malam hari di area perbukitan. Keberadaan hutan pinus di Bukit Sabak adalah primadona yang ingin dilihat pendaki atau wisatawan datang ke Bukit Sabak. Susunan pohon pinus yang tampak rapi dan apik bisa menjadi tempat foto. Ada juga lokasi camping yang nyaman dan sejuk.





Kala hari mulai malam dan cuaca mendukung, kita bisa melihat pesona pemandangan lampu kota Sukabumi dan perbatasan Cianjur. Tampak amat cantik dan tentu saja romantis. Apalagi jika momen ini dilewatkan bersama pasangan. Dijamin moment tersebut akan sulit dilupakan. Tak heran jika banyak yang bilang, Bukit Sabak semakin cantik saat malam hari.


KAMPUNG JAWA SEKATUL - LIMBANGAN, KENDAL JATENG

 Kampung Jawa SEKATUL terletak di Jalan Sunan Katon, Desa Margosari, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Indonesia merupakan tempat yang indah dan exotik karena menggabungkan alam pedesaan dengan bangunan bangunan bercorak Jawa lama.





Berada di perbukitan Medini di kaki gunung Ungaran dengan lahan seluas sekitar 12 hektar, desa wisata ini menyajikan nuansa seperti tinggal di pedesaan tempo dulu.

Pesona keindahannya tidak ada duanya, ditambah penduduk lokal daerah Wisata Kampung Djowo Sekatul di Limbangan Kendal Jawa Tengah juga sangat ramah tamah terhadap wisatawan lokal maupun wisatawan asing. 

Begitu memasuki area desa wisata ini, bangunan bangunan tradisional Jawa kuno yang berbentuk Joglo banyak dijumpai, dengan iringan pukulan suara gamelan yang mendayu Dayu dan suara sinden yang merdu seakan membuat kita memasuki dunia lain yang penuh misteri dan keindahan.

Disana kita akan merasakan segarnya udara pedesaan dan pemandangan alam yang asri dan indah akan memberi inspirasi dan menyegarkan pikiran sehingga dapat beraktifitas kembali dengan penuh semangat.

Nama Sekatul berasal dari kata “Katul”. Pada jaman penjajahan Jepang, penduduk yang berada di daerah ini hidupnya sangat menderita dan sangat sulit yang akhirnya apa saja dimakan, termasuk katul. 

Dan untuk mengenang masa masa sulit serta mengingatkan anak cucu di masa akan datang supaya ingat sejarah maka daerah ini diberikan nama “Sekatul”.




 

Tempat Wisata yang memiliki alam yang indah yang setiap saat dapat kita nikmati seperti Riuhnya kicau burung, hamparan sawah yang luas, hijaunya perbukitan, serta gemercik air disungai di lingkungan alam pedesaan semakain lama menjadi semakin asing.

Inilah tempat kita menikmati alam sekaligus penyegaran batiniah...pemandangan dan udara yang segar di lengkapi dengan suasana yang sangat menawan


KAMPUNG ADAT JALAWASTU - BREBES JAWA TENGAH

 Kampung budaya Jalawastu, terletak di Desa Ciseureuh, Ketanggungan,  Brebes, Jawa Tengah. Di kampung budaya Jawalastu, masyarakatnya terdiri dari etnis Jawa namun menggunakan bahasa Sunda. Yang unik, dialeknya Brebesan atau ngapak. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia.




Masyarakat di pedukuhan yang letaknya berada sekitar 70 kilometer dari pusat kota Brebes ini masih memegang teguh tradisi yang mereka anut. Salah satunya pantangan membangun rumah dengan menggunakan semen, keramik, dan genteng. Pasalnya, pantangan itu sudah diyakini oleh masyarakat setempat selama ratusan tahun secara turun temurun.

Saat memasuki kampung Jalawastu, pandangan mata akan tertuju pada deretan rumah di perbukitan itu berdiri tak beraturan. Sejumlah warga asyik bercengkrama di teras rumah yang terbuat dari kayu dan batu tersebut.

Untuk menuju kampung ini, harus melewati jalan bebatuan yang menanjak dan menurun karena daerah pegunungan. Selain jalan bebatuan, jalan juga becek karena belum tertutup aspal.

Sekilas, memang suasana perkampungan itu tidak jauh berbeda dengan desa-desa terpencil di daerah lain di Brebes.




Kayu yang mereka gunakan untuk membangun rumah juga bukan sembarang kayu. Ada dua jenis kayu yang mereka pakai, yaitu Kayu Cangcaratan dan Kayu Kitambaga.

Hingga saat ini, kata Dastam, di kampung yang dihuni oleh 350 jiwa dan 120 keluarga ini rumah-rumahnya tanpa menggunakan bahan semen dan keramik.





Ada tradisi yang terjaga langgeng sampai sekarang dalam masyarakat disini yang dikenal dengan tradisi Ngasa yang dilakukan setiap Selasa Kliwon, sementara, Pemangku Adat Darsono menjelaskan, masyarakat Kampung Jalawastu secara rutin melaksanakan upacara Adat Ngasa setiap Selasa Kliwon pada Mangsa Kesanga (kesembilan dalam kalender Jawa) tiap tahunnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form